taman kita

taman kita

Senin, 17 November 2008

Kepada yang Takut Menikah

"Seorang laki-laki tertimpa kelaparan," kata Abu Hurairah dalam Ad-Dalail, "Istrinya pun berdoa, 'Ya Allah limpahkanlah rezeki-Mu kepada kami apa yang cukup untuk menjadi adonan kami dan roti kami.' Ketika suaminya pulang, nampannya penuh dengan adonan dan di atas tungku terdapat daging yang siap dimasak serta penggilingan mereka bekerja."

"Suaminya bertanya," sambung Abu Hurairah, "Dari mana semua ini?" Istrinya menjawab, "Rezeki dari Allah." Maka ia menyapu apa yang ada di sekeliling penggilingan. Rasulullah bersabda, "Seandainya ia membiarkannya niscaya penggilingan itu akan berputar atau menggiling sampai hari kiamat."

***

Rasulullah menceritakan sepasang suami istri yang saleh. Keduanya dalam keadaan sangat lapar. Saking laparnya, suaminya tidak tahan berdiam di rumah. Ia pun keluar. Lalu si istri berdoa kepada Allah agar memberinya rezeki sebuah penggilingan dan memberinya adonan untuk membuat roti. Allah mengabulkan doanya. Ketika sang suami pulang, nampan besar yang biasa digunakan untuk mengaduk adonan telah penuh dengan adonan, dan penggilingan terus berputar menggiling biji-bijian, sementara di atas tungku terdapat daging yang melimpah siap untuk dimasak.

"Dari mana ini?" Tanya sang suami. "Rezeki dari Allah," jawab sang istri. Lalu suaminya menyapu remahan di sekeliling penggilingan. Rasulullah menyampaikan bahwa seandainya laki-laki ini membiarkan penggilingan bekerja, pengilingan itu akan terus bekerja sampai hari kiamat.

Ada yang tidak percaya dengan kisah ini? Eits, jangan lupa bahwa itu adalah rezeki Allah kepada hamba-hamba-Nya yang saleh sebagai karamah bagi mereka dan Allah berkuasa atas segala sesuatu. Hal seperti itu sudah sering terjadi pada masa Rasulullah dan para shahabat. Allah melimpahkan makanan dan minuman. Mereka makan dan minum dari makanan dan minuman yang sejatinya hanya cukup untuk sedikit orang saja.

Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis

1. Adanya karamah bagi hamba-hamba Allah yang saleh. Hal ini ditetapkan oleh banyak dalil yang sampai pada tingkat mutawatir. Beriman kepada karamah para wali termasuk aqidah ahlus sunah wal jamaah. Akan tetapi, karamah hanya terjadi pada para wali yang benar-benar bertakwa. Sesuatu yang di luar batas kewajaran mungkin saja terjadi pada orang terusak di muka bumi ini, dan di antaranya adalah Dajjal yang telah diberitakan oleh Rasulullah. Kita tidak boleh memberitakan karamah seorang hamba Allah sebelum diyakini kebenarannya atau dengan kesaksian atau penglihatan.

2. Besarnya keutamaan doa. Allah telah mengabulkan doa wanita ini. "Dan Rabbmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan bagimu." (Ghafir: 60).

3. Adanya orang saleh pada zaman umat terdahulu.

4. Dari hadis ini kita mengetahui bahwa manusia sejak dulu telah mengenal adonan dan roti. Mereka mengenal penggilingan untuk menghaluskan biji-bijian, nampan untuk adonan, dan cetakan untuk membuat dan mematangkan roti.

Keterangan:

Hadis ini disebutkan oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (6/1051), no. 2937.

Dia menisbatkannya kepada Thabrani dalam Mu'jamul Ausath dalam Ad-Dalail, Bazzar dalam musnad-nya, Ahmad dalam musnad-nya. Dia menyebutkan ucapan Al-Haitsami tentangnya dalam Majmauz Zawaid, "Diriwayatkan oleh Ahmad, Bazzar, Thabrani dalam Al-Ausath dengan riwayat yang senada, rawi-rawinya dalah rawi-rawi hadis shahih, selain Syaikh Bazzar dan Syaikh Thabrani, dan keduanya adalah tsiqqah."

Tidak ada komentar: